Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Juli, 2007

galaksi-1.jpgSetiap orang pasti pernah mengalami yang namanya marah. Apalagi anda yang tinggal di kota-kota besar semisal Bandung atau Jakarta. Ada saja ya…yang membuat kita marah dari mulai jalanan yang macet, angkot yang nyalip sembarangan, bos yang menyebalkan, sampai anak yang rewel, semuanya bisa membuat kita marah atau bahkan sampai sangat marah hingga kata orang sunda mah “ tandukna kaluar “plus taringnya ( seperti darakula ) deh yang keluar.

Marah memang biasa, tapi kenapa ya kita harus marah ?. Apa sih yang membuat diri kita marah.Bukankah jalan yang macet,angkot yang nyalip sembarangan dsb itu hanyalah sebuah pemicu saja ?wah…kalau seperti itu urusannya, maka sepertinya kita harus mulai melihat ke diri kita sendiri dong ya.

Sekarang mari kita melihat marah lebih ilmiah lagi. Satu langkah awal yang harus dilakukan adalah kita tidak menganggap marah itu biasa.Marah jelas bukan hal yang biasa-biasa saja. Marah adalah suatu kondisi yang luar biasa yang terjadi pada diri seseorang. Nah….berangkat dari sinilah, kita mulai menelaah marah lebih jauh lagi.

Kalau kita berbicara tentang amarah, tekanan dan tingkat toleransi terhadap tekanan adalah dua faktor yang menarik kita soroti dan pelajari.Tekanan yang ada dalam hidup ini sebenarnya berasal dari dua sumber penting. Yang pertama adalah Faktor eksternal seperti macet , bos yang marah dsb . Sementara faktor yang kedua adalah faktor internal yang menurut saya sangat penting untuk kita pelajari dan menurut saya inilah yang menjadi faktor utama penyebab kemarahan dan menyebabkan orang menjadi pemarah. Faktor internal ini secara garis besar bisa dikatakan adalah “ bermasalahnya rasa” kita.Inilah masalahnya,”bermasalahnya rasa “ kita ini bisa terjadi karena adanya perbedaan antara harapan dan kenyataan.

Berbicara tentang harapan, saya jadi ingat akan cerita legendaris tentang Don Kisot. Alkisah Don Kisot adalah seorang cerdik pandai yang kesehariaanya dia isi dengan belajar dan belajar di sebuah tempat di menara sebuah puri. Don kisot terus dijejali dengan sebuah kondisi ideal yang dia baca dari buku-buku para ilmuwan dan para pemikir hingga pada satu saat, tibalah waktunya untuk dia turun dari menaranya untuk berkarya ditengah masyarakat dan apa yang terjadi ? Don kisot turun dari menara dengan berbagai literatur yang ada dibenaknya, dan dia shock dan sangat kaget ketika melihat dunia tidak seideal yang diakira dan dia baca.. Keadaan ini membuat don kisot berfikir bahwa kekuatan jahat telah menguasai dunia. Dia marah dan sangat marah. Dia gelap mata, dia serang apapun yang ada di hadapannya termasuk sebuah kincir angin besar karena dia berfikir bahwa yang menggerakkan kincir itu adalah setan.Dia serang kincir itu dan apa yang terjadi, dia mati karena pedangnya tidak mampu menebas kincir angin itu dan justeru kincir angin itu yang menebas lehernya hingga putus.

Sepenggal kisah tentang Don kisot itu, seharusnya membuat kita berfikir banyak. Ilmu dan kecerdasan tidak akan sempurna tanpa pemahaman sebuah realita dan menghadapi realita dengan arif dan sabar . Realita memang tidak seideal yang kita harapkan. Dan ketika menghadapi realita seperti inilah, kemarahan justeru akan membuat ilmu menjadi tidak berarti apa-apa dan idealismepun akhirnya menjadi sebuah utopia yang tak mungkin terwujudkan.

Tidak beda dengan Don kisot, realita dalam kehidupan kita terkadang juga tidak seindah yang kita harapkan. Di rumah, di kantor atau dijalan raya semuanya memilki realita yang terkadang tidak seperti yang kita inginkan. Tatkala seorang suami mengharapkan istri yang cantik dan sholehah, ternyata dalam kenyataannya jarang yang mendapatkan itu secara sempurna. Tatkala kita ingin pergi ke berbagai tempat tanpa terhambat oleh kemacetan, kita malah menghadapi kemacetan yang luar biasa setiap harinya. Ya..itulah hidup.

Kembali ke topik tentang marah tadi. Setelah kita tahu bahwa realitas tidak seperti yang kita inginkan, maka benar-benar kita harus sangat arif dan bijak menghadapi semua hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Sepertinya kita harus belajar untuk memilah dengan apa yang terjadi dalam rasa kita.Kita harus belajar untuk mengendalikan marah kita bukankah rasul telah bersabda “Barangsiapa yang menahan marah padahal sebenarnya ia bisa untuk melampiaskannya maka nanti pada hari kiamat Allah subhanahu wa ta’ala akan memanggilnya di hadapan sekalian makhluk kemudian ia disuruh untuk memilih bidadari yang cantik jelita sesuai dengan yang diinginkannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) atau juga sabda Rasul yang lainnya “Yang dikatakan orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat tetapi yang dikatakan orang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya pada waktu marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Saatnya kita mulai mengendalikan marah kita. Persoalan apapun yang terjadi dalam hidup kita, tentu harus kita selesaikan, namun jangan kita menyertakan marah dalam penyelesaian itu.Semoga kita bisa jadi pribadi yang bisa mengendalikan amarah dalam diri kita. Amin….

Read Full Post »

Alkisah seorang kakek dan cucunya sedang berdiri di depan sebuah jembatan yang sudah rusak. sang kakek dengan sedih berkata dengan wajah yang sangat murung kepada cucunya, ” cucuku, tahukah kau, dulu pada saat penjajahan pemerintahan Hindia Belanda jembatan ini indahhhhh sekali, tapi di era kemerdekaan ini jembatan ini rusak…tidak terpelihara”. Sambil berlalu kemudian kakek ini berkata pada cucunya ” kapan ya…zaman kemerdekaan ini berakhir ????…”

sepenggal cerita itu kembali tergiang-ngiang ditelinga,apalagi sebentar lagi bulan agustus, bulan yang begitu berarti buat bangsa indonesia.Dibulan agustus bangsa kita memproklamasikan kemerdekaannya dengan gagah berani. Dan sekarang setelah bertahun-tahun indonesia ini merdeka, pertanyaan ini kembali mencuat” sudahkah kita merdeka ? “. Pertanyaan klasik,tapi tak terjawab dan kalaupun ada jawaban , maka jawabannya adalah jawaban yang sangat diplomatis dan tidak memuaskan.

Sejak bulan ini juga, di daerah saya sendiri sudah banyak para pemuda yang dengan gagah berani ( paling tidak menurutnya ) mencegat para pengguna jalan dengan cara mengasongkan kardus kosong dengan tulisan ” pengumpulan dana untuk HUT RI ” . Kemudian ingatanpun melayang pada berbagai acara yang sering dilakukan oleh bangsa ini saat merayakan kemerdekaannya ini. Acara yang katanya meriah ( paling tidak untuk yang menikmatinya )yang terdiri dari mulai panjat pinang sampai dangdutan yang kerap kali diwarnai dengan acara mabuk-mabukan..pfffff sedih ya.

Kemarin, saya baru saja membaca berbagai kisah tentang orang-orang yang tidak beruntung ( paling tidak menurut kita yang merasa beruntung ), yang tingggal di kolong-kolong jembatan di sudut gemerlapnya Jakarta. ada seorang bapak dengan lima orang anak yang sungguh sangat tak berdaya menghadapi sebuah kenyataan hidup yang begitu pahit selama 15 tahun tinggal di kolong jembatan diatas sungai yang begitu kumuh.Ada juga cerita sedih dari tetangga saya sendiri yang tidak bisa menyekolahkan lagi anaknya karena sekolah sudah tak terjangkau lagi dan banyak cerita sedih lainnya dari pemilik syah republik ini…sedih….muram….dan saat seperti inilah pertanyaan sang kakek tadi sungguh sangat tepat ” kapan zaman kemerdekaan ini berakhir ????…”

Read Full Post »

anda stresss?…kalau saya sedang stress, yang saya lakukan adalh…NGUPIL….ih jorok ya.Tapi ternyata ada karakter yang terbaca lewat cara kita ngupil…just intermezzo…yukkkk…..

Orang yang taat beragama

Berdoa dulu sebelum ngupil.
Orang yang tidak berpendidikan
Menggunakan jari orang lain untuk ngupil.
Orang yang suka ganti suasana
Selalu menggunakan jari yang berbeda tiap kali ngupil
Orang yang menganggap waktu adalah uang.
Kalo ngupil, 2 lobang sekaligus (Sekali mendayung, 2 pulau terlampaui)
Orang yang perfeksionis
Kalo mau ngupil, ia mencuci tangannya sampai bersih. Setelah ngupil, tangannya dicuci lagi, dan hidungnya dikompres dengan alkohol untuk mencegah terjadinya infeksi karena saat ngupil, bisa saja jari tangan melukai hidung.
Orang yang tidak berpendidikan tapi punya sopan santun
Menggunakan jari orang lain untuk ngupil, dan mengucapkan terima kasih setelah selesai.
Orang yang inovatif
Menggunakan jari kaki untuk ngupil
Orang berjiwa samurai
Saat ngupil, jari dimasukkan ke hidung, ditarik ke atas, diturunkan kebawah, tarik ke kiri kemudian tarik ke kanan.
Orang yang suka petualangan
Selalu mencoba untuk meraih celah yang tak pernah diraih tiap kali ngupil
Orang yang mempunyai time-management yang tinggi.
Ada jadwal tuk ngupil per minggu, dan selang waktu untuk ngupil tiap kali ngupil.
Orang yang bagaikan punguk merindukan bulan
Mencoba untuk melompat lompat, dan mengharapkan upilnya akan turun dengan sendirinya.
Orang yang punya kecenderungan “Psychopath”
Hanya akan berhenti ngupil setelah hidungnya berdarah.
Orang yang nggak tahan digelitik
Sambil ngupil, sambil tertawa.
Orang yang mengikuti perkembangan teknologi
Ngupil dengan memakai antenna handphone.
Orang yang nggak mau menghabiskan waktu untuk melakukan hal sia sia
Membuka lebar hidungnya dan menyuruh orang lain untuk mengintip apakah ada upil di dalam, karena nggak mau sia sia masukin jari ke hidung tapi ternyata nggak ada upil.
Orang yang berjiwa oriental
Menggunakan sumpit untuk ngupil.
Orang yang pilih kasih
Hanya ngupil lobang hidung sebelah kiri, sedangkan yang kanan dibiarkan begitu saja.
Orang yang adil, arif dan bijaksana
Kalo upil dari lobang hidung sebelah kiri lebih banyak dibanding upil dari hidung sebelah kanan, maka dia akan masukkan sedikit upil dari lobang hidung sebelah kiri kedalam lobang hidung sebelah kanan, baru mulai ngupil lagi.
Orang yang plin plan, alias baru makan buah simalakama
Ngupil salah, nggak ngupil salah, ngupil salah, nggak ngupil salah, ya udah… ngupil aja deh!
Orang yang latah
Saat kuku tangan tanpa sengaja melukai hidung, maka dia akan berteriak “EH MAMA KU UPIL EH UPIL KU MAMA”
Orang yang pelupa
Saat jari tangan sudah di dalam hidung, sesaat dia lupa apa yang ingin dia lakukan dengan memasukkan jari ke hidung.
Orang yang ceroboh
Orang yang setelah selesai ngupil lobang hidung sebelah kiri, kemudian lupa untuk ngupil lobang hidung sebelah kanan.
Orang yang punya kecenderungan “Copy Cat”
Setelah ngupil, dia akan berkata; “Ngupil? Siapa takut…”

Read Full Post »

Sepertiga malam terakhir tadi bagi saya adalah malam yang begitu mengetarkan. Bagaimana tidak, dua rakaat yang terasa begitu amat panjang. Dua rakaat yang menggetarkan bersama perenungan ayat demi ayat surat Huud yang begitu panjang dan merobek-robek hati. Surat – surat dalam Al Quran memang seluruhnya sangat menggetarkan, tapi surat Huud ini terasa begitu beda malam tadi. Awal ayat yang bercerita tentang bukti-bukti keesaan Allah dan dilanjutkan dengan pendefinisian sifat-sifat orang mukmin yang kemudian dilanjutkan dengan kisah Nabi Nuh , Huud, Shaleh Ibrahim dan Luth alaihima. Subhanallah, terasa kecut jiwa ini, terasa gentar jiwa ini. Bagaimana tidak ? kisah para nabi ini diwarnai dengan KISAH TURUNNYA AZAB dari Allah yang amat dahsyat dan amat pedih. Coba kita lihat kisah tenggelamnya kaum Nuh oleh banjir yang teramat dahsyat, betapa mengerikan dan membuat kita amat takut dengan hukuman yang teramat buruk ini. Lihat juga Kaum Nabi Shaleh yang dihukum dengan Guntur yang menggelegar atau kaum nabi luth yang yang dijungkir balikkan dan ditelan oleh bumi secara harfiah bukan kiasan. Ngeri …..mengerikan…teramat mengerikan.

Ada ayat yang betul-betul membuat saya tidak sanggup melanjutkan membaca ayat-ayat Allah dalam al Quran surat Huud ini. Saya berhenti di ayat ke 81, saya tidak sanggup melanjutkanya, betul-betul tidak bisa, saya amat takut. Ayat 81 dari surat Huud ini bercerita tentang malaikat yang memberikan kabar kepada nabi Luth bahwa kaumnya akan di azab pada waktu subuh dan malaikat itupun berkata : bukankah subuh itu sudah dekat ?…Allah…. saya tidak sanggup membayangkan, betapa cepatnya Azab itu datang saat kaum luth itu lalai dan terlelap dalam tidur yang amat pulas.

Saya pun semakin takut tatkala coba melakukan muhasabah di penghujung sholat malam itu. Saya takut segala lalai dan segala khilaf yang saya lakukan di masa lalu dan masa sekarang akan segera di berikan pembalasan oleh Allah, Dan waktu itu sudah dekat, subuh itu sudah dekat. Astaghfirullah hal adzim….

Allah semoga kau masih memberiku waktu sebelum subuh itu tiba

Jangan kau hukum hamba atas segala nista dan lalai yang telah hamba lakukan

Berikan hamba waktu untuk hamba bertobat dan memperbaiki diri , wahai yang maha pengampun

Duhai Allah

Hamba mohon dengar dan kabulkanlah doa dari hamba yang hina dina dihadapanMu ini, wahai Rob yang maha mulia dan penuh belas kasih

amin

Read Full Post »

Haydar diwaktu malam….

Baong …buk.. buk.. buk….seulas senyum dan suara lucunya menghiasi malam tadi. Saat saya pulang dari studio dalam keadaan lelah , Allah menghibur saya lewat haydar, anak saya yang lucu itu. Saat saya merebahkan badan yang lelah ini di samping anak saya itu, tiba-tiba dia bangun, menatap manja, tersenyum dan pukulan kecilnya pun mendarat di muka saya sambil berkata ..baooong ….hi hi hi , mungkin dia masih ingat saat-saat yang begitu indah yang kami lewati bersama tiga hari ini yang memang diwarnai dengan candaan dan dialah objek candaan saya selain Nisa, kakaknya yang tak kalah lucunya juga.

Saya bersyukur kepada Allah, ditengah himpitan hidup yang semakin terasa sesak sekarang, saya masih memiliki keluarga yang luar biasa. Anak-anak yang ceria dan positif dan istri yang begitu tenang dan sabar menghadapi segala kekurangan dan himpitan hidup ini.

Ingatan inipun melayang pada sebuah kejadian dua tahun lalu, saat itu kondisi hati saya sedang tidak menentu, kontrakan habis dan harus mencari dalam waktu yang sangat singkat. Lelah fisik ini berkeliling mencari kontrakan yang murah dan nyaman dan disaat kelelahan yang sangat itu juga Allah menghibur saya lewat Nisa anak saya yang saat itu masih berusia satu tahun lebih, dengan polosnya dia malah mengajak saya main ” cing ciripit ” ( sebuah permainan anak-anak sunda ) yang membuat kita saat itu tertawa lepas, dan hilang sudah segala lelah.

Allah memang luar biasa. Dia selalu berdialog lewat kejadian yang ada di sekitar kita. Tinggal kita mau atau tidak mengembalikan itu semua kepada Allah.

Sebuah renungan malam tadipun akhirnya membuat saya bisa tidur pulas, dan pagi ini sayapun akhirnya sanggup berkata SELAMAT PAGI DUNIA…disini Agus al muhajir siap kembali mengudara di frekwensi kehidupan milikMU

Read Full Post »

Older Posts »