saya dapet hadist yang panjang ini ..saya langsung muat saja yah..silahkan dibaca dengan mata hati…
DIaLOG RASUL DAN Muadz
Dari Muaz, Rasulullah SAW bersabda :
“Puji syukur ke hadrat Allah SWT yang menghendaki agar makhluk-Nya
menurut kehendak-Nya, wahai Muaz!”
Jawabku, “Ya, Sayidil Mursalin.”
Sabda Rasulullah SAW, “Sekarang aku akan menceritakan sesuatu
kepadamu yang apabila engkau hafalkan (diambil perhatian) olehmu
akan berguna tetapi kalau engkau lupakan (tidak dipedulikan) olehmu
maka kamu tidak akan mempunyai alasan di hadapan Allah kelak.”
“Hai Muaz, Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia
menciptakan langit dari bumi. Setiap langit ada satu malaikat yang
menjaga pintu langit dan tiap-tiap pintu langit dijaga oleh
malaikat penjaga pintu menurut ukuran pintu dan keagungannya.”
“Maka malaikat yang memelihara amalan si hamba (malaikat hafazah)
akan naik ke langit membawa amal itu ke langit pertama. Penjaga
langit pertama akan berkata kepada malaikat Hafazah,”Saya penjaga
tukang mengumpat. Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya
karena saya diperintahkan untuk tidak menerima amalan tukang
mengumpat”.
“Esoknya, naik lagi malaikat Hafazah membawa amalan si hamba. Di
langit kedua penjaga pintunya berkata,”Lemparkan kembali amalan itu
ke muka pemiliknya sebab dia beramal karena mengharapkan keduniaan.
Allah memerintahkan supaya amalan itu ditahan jangan sampai lepas
ke langit yang lain.”
“Kemudian naik lagi malaikat Hafazah ke langit ketiga membawa
amalan yang sungguh indah. Penjaga langit ketiga berkata,
“Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang
yang sombong.”
Rasulullah SAW meneruskan sabdanya,
“Berikutnya malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit
keempat. Lalu penjaga langit itu berkata,”Lemparkan kembali amalan
itu ke muka pemiliknya. Dia seorang yang ujub. Allah memerintahkan
aku menahan amalan si ujub.”
Seterusnya amalan si hamba yang lulus ke langit kelima dalam
keadaan bercahaya-cahaya dengan jihad, haji, umrah dan lain-lain.
Tetapi di pintu langit penjaganya berkata,”Itu adalah amalan tukang
hasad. Dia sangat benci pada nikmat yang Allah berikan pada hamba-
Nya. Dia tidak redha dengan kehendak Allah. Sebab itu Allah
perintahkan amalannya dilemparkan kembali ke mukanya. Allah tidak
terima amalan pendengki dan hasad.”
Di langit keenam, penjaga pintu akan berkata,”Saya penjaga rahmat.
Saya diperintahkan untuk melemparkan kembali amalan yang indah itu
ke muka pemiliknya karena dia tidak pernah mengasihi orang lain.
Kalau orang dapat musibah dia merasa senang. Sebab itu amalan itu
jangan melintasi langit ini.”
Malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba yang dapat lepas
hingga ke langit ketujuh. Cahayanya bagaikan kilat, suaranya
bergemuruh. Di antara amalan itu ialah shalat, puasa, sedekah,
jihad, warak dan lain-lain.
Tetapi penjaga pintu langit berkata,”Saya ini penjaga sum?ah (ingin
kemasyhuran). Sesungguhnya si hamba ini ingin termasyhur dalam
kelompoknya dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-
kawan yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin.
Allah memerintahkan padaku agar amalan itu jangan melintasiku. Tiap-
tiap amalan yang tidak bersih karena Allah maka itulah riya’. Allah
tidak akan menerima dan mengabulkan orang-orang yang riya’.”
Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hamba
yakni shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan mulia
serta zikir pada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langit
ketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan sampailah ke hadirat Allah
SWT.
Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan
amalan itu sebagai amalan soleh yang betul-betul ikhlas untuk Allah.
Tetapi firman Tuhan,”Hafazah sekalian, pencatat amal hamba-Ku, Aku
adalah pemilik hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yang
dimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlas
pada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu
(malaikat Hafazah) tetapi tidak bisa menipu Aku. Aku adalah Maha
Mengetahui.”
“Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apa
saja yang terlindung. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi
adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang bakal terjadi.”
“Pengetahuan-Ku atas orang yang terdahulu adalah sama dengan
Pengetahuan-Ku atas orang-orang yang datang kemudian. Kalau begitu
bagaimana hamba-Ku ini menipu Aku dengan amalannya ini?”
“Laknat-Ku tetap padanya.”
Dan ketujuh-tujuh malaikat beserta 3000 malaikat yang mengiringinya
pun berkata:
“Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami
sekalian bagi mereka.”
Dan semua yang di langit turut berkata,”Tetaplah laknat Allah
kepadanya dan laknat orang yang melaknat.”
Sayidina Muaz (yang meriwayatkan hadist ini) kemudian menangis
terisak-isak dan berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana aku dapat
selamat dari apa yang diceritakan ini?”
Sabda Rasulullah SAW, “Hai Muaz, ikutilah Nabimu dalam soal
keyakinan.”
Muaz bertanya kembali,”Ya, tuan ini Rasulullah sedangkan saya ini
hanyalah si Muaz bin Jabal, bagaimana saya dapat selamat dan bisa
lepas dari bahaya tersebut?”
Bersabda Rasulullah, “Ya begitulah, kalau dalam amalanmu ada
kelalaian maka tahanlah lidahmu jangan sampai memburukkan orang
lain. Ingatlah dirimu sendiri pun penuh dengan aib maka janganlah
mengangkat diri dan menekan orang lain.”
“Jangan riya’ dengan amal supaya amal itu diketahui orang. Jangan
termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat.
Kamu jangan berbisik berdua ketika disebelahmu ada orang lain yang
tidak diajak berbisik. Jangan takabur pada orang lain nanti luput
amalanmu dunia dan akhirat dan jangan berkata kasar dalam suatu
majlis dengan maksud supaya orang takut padamu, jangan mengungkit-
ungkit apabila membuat kebaikan, jangan mengoyak perasaan orang
lain dengan mulutmu, karena kelak engkau akan dikoyak-koyak oleh
anjing-anjing neraka jahanam.”
Sebagaimana firman Allah yang bermaksud,”Di neraka itu ada anjing-
anjing yang mengoyak badan manusia.”
Muaz berkata, “Ya Rasulullah, siapa yang tahan menanggung
penderitaan semacam itu?”
Jawab Rasulullah SAW, “Muaz, yang kami ceritakan itu akan mudah
bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukuplah untuk
menghindari semua itu, kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu
mengasihi dirimu sendiri dan benci bila sesuatu yang dibenci olehmu
terjadi pada orang lain. Kalau begitu kamu akan selamat dan dirimu
pasti akan terhindar dari api neraka.”
Assalamualaikum wr.wb.
wa alikum salam wr wb
A..nuhun ya udh dikirim hadits ini. Subhanalloh, jangan pake sistem speed reading klo baca hadits ini, harus bener-bener dg kejernihan hati dan tartil.. Baru akan didapati makna dan nasihat yang di dalamnya engkau akan menangis..
Setuju kita harus baca ini dengan sepenuh hati, sehingga kita semakin tahu diri layakah kita berbangga dengan amal yang belum tentu diterima
4WI ARROHMAAN ARROHIIM
ASTAGHFIRULLOOHAL’ADZIIM